Selasa, 30 Desember 2014

Sistem Database



1.      Skema

-          Menjelaskan struktur logis sebuah database.
-          Tingkatan skema, yaitu :

·         Tingkat konsep (conseptual level)
Merupakan cara pandang sebuah organisasi terhadap database, yang mencakup seluruh elemen data dan hubungan antar elemen data.

·         Tingkat eksternal (external level)
Merupakan serangkaian padangan logis database oleh setiap individu pemakai.

·         Tingkat internal (internal level)
Merupakan rincian penyampaian data, seperti layout, definisi, alamat dan indeks record.

2.      Kamus Data

-          Merupakan salah satu komponen kunci dalam sistem manajemen database, yang berisi informasi tentang struktur database.
-          Input dapat berupa elemen data baru atau data yang telah dihapus, sedangkan outputnya berupa berbagai macam laporan yang bermanfaat bagi para pemrogram, perancang database, dan para pemakai lainnya.
-          Laporan dalam kamus data dapat bermanfaat dalam perancangan dan implementasi sebuah sistem database sebagai dokumentasi sistem, dan sebagai sebuah jejak audit.

3.      Bahasa Sistem Manajemen Database

a.      Fungsi dasar sistem manajemen database 

·         Pembuatan (creating)
·         Pengubahan (changing)
·         Penginterogasian (querying)

b.      Alat yang digunakan untuk melaksanakan fungsi tersebut, adalah :

·         Bahasa definisi data (data definition language / DDL)
Bahasa yang digunakan untuk membuat, menyimpan, dan menghapuskan file.

·         Bahasa manipulasi data (data manipulation language / DML)
Bahasa yang dipakai untuk memasukkan, mengupdate, menyisipkan, dan menghapus data dalam file.

·         Bahasa interogasi data(data query language / DQL)
Digunakan untuk menginterogasi data seperti memanggil, mengurutkan, dan menyajikan sebagian database untuk merespon permintaan para pemakai.

4.      Fungsi dan Pemakai Sistem Manajemen Database

a.      Administratur Data
Bertanggungjawab untuk penyusunan prosedur dan kebijakan umum untuk seluruh data.

b.      Administratur Database
Bertanggungjawab untuk melakukan koordinasi, pengawasan dan pengelolaan database.

5.      Syarat Dasar Model Data Relasional

-          Karakteristik untuk menjamin akurasi / integritas database, adalah :

a.       Primary key harus unik
·         Atribut / kombinasi beberapa atribut yang secara unik mengidentifikasi sebuah baris dalam sebuah tabel.
·         Primary key untuk setiap baris dalam sebuah relasi tidak boleh pecahan atau kosong.

b.      Setiap foreign key harus memiliki nilai yang berkaitan dengan nilai sebuah primary key di lokasi lain.
·           Sebuah atribut dalam sebuah tabel yang menjadi primary key tabel lain.
·           Digunakan untuk menghubungkan beberapa tabel bersama-sama.

-          Karakteristik yang berkaitan dengan penyederhanaan database relasional dan meningkatkan efisiensi  dan efektivitas untuk pemrosesan transaksi, yaitu :

a.   Setiap kolom dalam tabel harus menjelaskan objek yang diidentifikasi oleh primary key.
b.      Setiap kolom dalam sebuah baris harus bernilai tunggal.
c.       Nilai sebuah baris dalam sebuah kolom harus berjenis data sama.
d.      Urutan baris atau kolom tidak penting.

6.      Penginterogasian sebuah Database Relasional

a.      Operasi dasar dalam tabel data :

1)      PROJECT

Membuat tabel (relasi) baru dengan cara memilih kolom-kolom tertentu dari sebuah tabel yang sudah ada.
2)      RESTRICT
Membuat tabel baru dengan cara memilih kolom tertentu dari sebuah tabel yang sudah ada yang memenuhi kondisi tertentu.
3)      JOIN
Membuat tabel dengan memilih kolom-kolom tertentu dari beberapa tabel kemudian memilih baris yang memenuhi kondisi tertentu.

b.      Standard text-based query language yang sebagian besar berbasis DBMS Relasional disebut dengan structured query language (SQL).

c.       Keunggulan SQL :

·         Powerful dan mudah digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan sehingga membantu kebutuhan informasi manajemen.
·         Memudahkan auditor memperoleh informasi dari database klien.

7.      Model Data Relasional

a.      Keuntungan :
·         Meningkatkan kecepatan dan kemudahan pengaksesan data secara signifikan.
·  Memudahkan perancangan SIA dan sistem informasi lain untuk memenuhi kebutuhan unit-unit dalam organisasi.

b.      Kelemahan :
·         Tidak efisien untuk pengolahan transaksi dan memerlukan memory yang lebih besar dibanding file based DBMS.
·         Tidak mudah mengakomodasi integrasi jenis data yang kompleks (grafik, suara, peta)dengan text dan data numeric yang terkait dengan pengolahan transaksi.

8.      Database Berorientasi Objek

-          Model data berorientasi obyek membentuk sebuah obyek yang berisi data dan instruksi untuk memanipulasi data dalam obyek tersebut.
-          Pembungkusan data dan program dalam satu obyek disebut “Encapsulation”.
Contoh : faktur penjualan.

a.      Kelebihan database berorientasi obyek :
·         Mampu menangani jenis data yang kompleks seperti, grafik, peta, suara, dan gambar.
·         Model data ini bermanfaat khususnya untuk proyek telekomunikasi dan sejenisnya.
·         Dapat digunakannya kembali sebuah obyek lama untuk membangun sistem baru, akan mempercepat penyusunan sistem database yang baru.

b.      Kelemahan Database Berorientasi Obyek
·         Encapsulation memungkinkan sebuah obyek digunakan kembali dalam aplikasi baru.
Konsep ini dapat menghilangkan kemampuan untuk melakukan query khusus :
-          Ada pembatasan metode akses
-          Manipulasi obyek yang ditetapkan oleh perancang sistem.
·         Penggunaan pointer pada sistem manajemen database (hanya memfokuskan pada kebutuhan pemakai dan mengabaikan kepentingan pemrogram).
·         Tidak ada standar query yang mudah digunakan.




Sumber : Power Point Dian Priatiningsih, SE, M.Sc., dosen fakultas ekonomi Universitas Pekalongan.

Sistem Informasi Akuntansi Manajerial



1.      Aliran Informasi SIA Manajerial

a.      Top-Down Information Flow

Adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi di jenjang manajemen puncak dalam sebuah organisasi dan meneruskan serta mendistribusikan informasi ke jenjang organisasi yang lebih rendah.
Disebut juga dengan sistem pengganggaran.

b.      Buttom-Up Information Flow

Adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi pada jenjang organisasi paling bawah, kemudian secara terstruktur melaporkan informasi kepada manajemen puncak.
Disebut juga dengan pelaporan pertanggungjawaban.

2.      Top-Down Information Flow

a.       Manajemen puncak perlu menetapkan kebijakan tujuan organisasi, yaitu :

1)      Pernyataan kebijakan
Menjelaskan harapan manajemen puncak tentang perilaku karyawan dan memberikan arahan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai uraian jabatan.
2)      Tujuan kinerja
Berhubungan dengan sistem penganggaran yang efektif untuk pengkoordinasian tujuan kinerja setiap segmen.

b.      Metode penyusunan tujuan departemental

1)      Sistem penganggaran otoritatif
Sistem penganggaran bergantung pada otoritas manajemen puncak untuk memotivasi karyawan guna mencapai tujuannya.
2)      Sistem penganggaran partisipatif
Perusahaan memberi kesempatan kepada para manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk berpartisipasi dalam menyusun kinerjanya sendiri.

3.      Buttom-Up Information Flow

Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh setiap segmen dalam organisasi. Laporan yang dihasilkan berisi perbandingan antara realisasi kegiatan dan tujuan kinerja (target) yang telah ditetapkan.





Sumber : Power Point Dian Priatiningsih, SE, M.Sc., dosen fakultas ekonomi Universitas Pekalongan.